Kemana Saja, Asal Tidak Menujumu~

Kini aku memutuskan untuk melangkah (lagi)
Kemana saja, asal tidak menujumu.
Kemarin, kutitip harapan kepadamu, kiranya yang tumbuh dihati engkau jaga selayaknya aku yang menjaga kamu pada kepasrahan sujud-sujudku.
Tapi, harapan itu perlahan menjadi pertentangan di sunyinya malam-malamku.
Mulai menghancurkan akal sehatku.
Mulai mendekatkanku pada hal-hal yang tak ingin kulakukan.
Aku berpasrah tapi tak mampu bersabar.
Pun tak mampu berterus terang atas setiap rasa yang kutitipkan kepadamu.
Duhai jiwa~

Kini aku memutuskan untuk melangkah (lagi)
Kemana saja, asal tidak menujumu.
Kamu seberkas cahaya bagi penghidupanku yang diterpa sunyi
Perlahan kamu menerima segala kekurangan yang ada pada diriku
Tapi aku?
Aku bahkan tak mampu menerima kekuranganmu,
Bagiku setia dan menyatu adalah komitmen yang tak bosan diulang-ulang dalam doa.
Namun pikirku mulai ragu, adakah aku dalam doamu?
Pernah kah kamu memperbincangkanku denganNya?
Layaknya aku yang tak bosan mempertanyakanmu dalam sujud-sujudku.
Duhai jiwa~

Kini aku memutuskan untuk melangkah (lagi)
Kemana saja, asal tidak menujumu.
Dalam prosesku mengenali diri,
Kutemukan kamu tak kunjung mengenal diri.
Aku bisa apa, pada cemburu yang tak bertuan,
Pada ego yang selalu ingin menemuimu.
Dalam proses mengenali diri,
Kutemukan keragu-raguan untuk tetap melangkah maju.
Tidak, kamu tidak bisa berterus terang,
Duhai jiwa~

Maka apalagi yang kamu inginkan?
Setelah berkali-kali harapan bersamanya engkau rapal dalam doa-doamu,
Meski merangkak, kamu tetap keras kepala, menunggu dalam kepedihan.

Maka apalagi yang kamu inginkan?
Setelah pertentangan logika dan hati melahap habis malam-malammu.
Mencari separuh jiwamu yang tidak lagi kamu temukan.
Menyiksa dirimu dengan kesia-siaan.

Duhai jiwa, berharaplah hanya kepadaNya. Kepada Dia yang dengan begitu apik megatur segala urusan hidupmu, yang tidak pernah mengecewakanmu pada setiap kejadian-kejadian yang menjadi puzzle hidupmu.

Duhai jiwa, aku memutuskan untuk melangkah (lagi)
Kemana saja, asal tidak menujumu.

24 Ramadhan – Allah tetapkan hatiku di jalan Mu :’)
Rangkul aku yang tak tentu arah :’)

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (QS – Yasin : 40)

Alhamdulillah untuk segala ketetapan-Mu, aku mencintaimu :’)

image
(suatu malam di Mall Ratu Indah, Makassar)

I am Lose~

Pada malam,,
Ia kembali menginginkan hujan turun dengan derasnya, hingga isak tangisnya tidak lagi terdengar oleh siapapun..
Pada malam,,
Ia kembali menutup tirai yang pernah dibuka, kembali membangun dinding, mengerti batas juga ego yang tak harus dituruti..
Pada malam,,
Ia kembali menitipkan rindu lewat doa-doa indah pengantar tidur..

Kepada kamu, semoga selalu baik-baik saja..
Dan
Kepada kamu, semoga Allah selalu menjagamu..

Dan
Kepada diri, apa yang membuatmu menyerah?
Semangatlah, jalan berliku masih panjang.
Gelar menanti untuk segera disandang..

(Malam ke-5 Ramadhan, Allah menantimu, berlarilah menujunya wahai hati yang tidak tenang) :’)
image